Sebagai salah satu daerah tujuan wisata andalan di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional (Divre) II Sumbar memang cukup jeli memanfaatkan peluang yang terbentang di depan matanya. Setelah perusahaan milik negara itu tidak lagi dipakai untuk mengangkut batubara dari Sawahlunto ke Teluk Bayur Padang, kini PT. KAI Sumbar memanfaatkan jalur kereta api yang ada untuk transportasi pariwisata yang murah dan meriah.
Dan Minggu 31 Mei lalu, Palanta yang merupakan satu komunitas blogger di Sumbar, menggelar “wisata” khusus bagi para blogger yang selama ini lebih banyak duduk di depan komputer dengan memanfaatkan kereta api wisata ke objek wisata Pantai Gandoriah, Pariaman, dengan menggandeng PT. KAI Divre II Sumbar, PT. Telkomsel dan Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatra Barat (MPKAS) sebagai sponsor.
Pukul 07.00 WIB, seluruh peserta sudah berkumpul di stasiun kereta api Simpang Haru untuk bersiap-siap menuju Pariaman. Sebelum berangkat, semua peserta diberi baju kaus gratis merah menyala yang disponsori Telkomsel oleh panitia. Dan menjelang keberangkatan, rombongan dilepas secara resmi oleh Kepala Divre II PT. KAI Sumbar, Hussein Nurroni didampingi Charles mewakili manajemen PT. Telkomsel.
Sekitar pukul 09.00 WIB, lokomotif yang membawa 7 gerbong berisikan lebih dari 700 penumpang itupun beranjak meninggalkan stasiun Simpang Haru Padang menuju Pantai Gandoriah, Pariaman. Gerbong paling depan adalah gerbong yang dihuni khusus peserta wisata blogger yang berjumlah seratus lebih peserta.
“Peserta membludak, namun syukur para blogger tak ada yang mengeluh meski harus nebeng duduk di sandaran tangan blogger lain atau berdiri saja,” tukas Ketua Panpel Maryulis Max.
Dalam perjalanan, dua orang penyiar SIPP FM yang juga merupakan sponsor acara ini, tak pernah berhenti cuap-cuap dengan pengeras suara, melontarkan “joke-joke” yang membuat peserta wisata tgak henti-hentinya tertawa.
Sungguh, ini merupakan pengalaman saya pertama naik kereta api wisata ke Pariaman. Banyak pengalaman dan pemandangan yang saya lihat. Ketika melewati persawahan, tampak orang sedang menyabit padi yang telah menguning. Moment ini tak luput dari peserta yang membawa kamera untuk diabadikan.
Dan yang sangat menyenangkan, selama dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar 2 jam itu, sinyal ponsel saya (kebetulan saya memakai kartu produk Telkomsel) selalu full, sehingga komunikasi dengan kerabat ataupun relasi tetap berjalan tanpa hambatan.
Tepat pukul 11.00 WIB di jam tangan saya, kereta api yang kami tumpangi sampai di depan pintu gerbang Pantai Gandoriah. Semua penumpang kereta turun. Khusus peserta wisata blogger, langsung menuju arena tempat berkumpul di taman dalam lingkup Pantai Gandoriah, dan dinanti hiburan orgen tunggal yang dipandu master of caremony (MC) juga dari SIPP FM. Setelah sedikit pengantar dan pengarahan dari panitia, peserta diberi waktu sekitar 90 menit untuk bermain dan menikmati objek wisata tersebut, sekaligus untuk mencari inspirasi tentang apa yang akan ditulis peserta lomba nantinya.
Semua peserta langsung berhamburan menuju pantai yang indah dan rindang itu. Di pinggir pantai, berjejer penjual makanan khas ‘Piaman’ seperti sala lauak, peyek udang serta makanan ringan lainnya. Sementara nun di tengah laut, tampak tiga buah pulau yang berjejer satu sama lainnya, dimana salah satu diantaranya bernama Pulau Angso Duo.
Pemko Pariaman tampaknya memang sangat memfokuskan pembenahan pariwisata di Pantai Gandoriah itu. Buktinya, di kawasan itu didirikan sebuah posko wisata dengan menugaskan beberapa personil Satpol PP untuk pengamanan, baik pengamanan dari para pemeras ataupun pengamanan bagi pengunjung yang mandi-mandi di Pantai. Ya, tak obahnya seperti penjaga pantai seperti diterapkan pada beberapa negara maju di dunia. Luar biasa memang!
Bagi pengunjung pantai ini, banyak pilihan makanan untuk dinikmati sambil memandang indahnya pantai serta menikmati lembutnya semilir angin pantai. Mencari makananpun tidak susah. Namun dari kebanyakan pengunjung, terutama rombongan keluarga, sepertinya lebih memilih membawa makanan dari rumah dan menyantapnya dengan lahap di pinggir pantai atau di taman, dengan menggelar tikar atau duduk di bawah rindangnya pohon pelindung beralaskan rerumputan taman. Saya jadi teringat ketika berkunjung ke Pantai Samila di Songkhla, Thailand, meski pantai di negara gajah putih itu sedikit landai, namun suasananya tak jauh beda.
Di taman Pantai Gandoriah itu, juga dilengkapi dengan tempat bermain anak. Sambil bersantai menikmati indahnya suasana pantai, pengunjung yang membawa anak-anak juga bisa melepaskan anak-anaknya bermain ayunan atau seluncuran yang ada di taman itu. Sehingga jadilan Pantai Gandoriah sebagai sebuah objek wisata keluarga yang benar-benar memiliki banyak pilihan.
Sekitar pukul 14.00 WIB, setelah semua peserta disuguhi makan siang oleh panitia, kereta api wisata yang membawa rombongan peserta wisata blogger dan masyarakat umum lainnya pun meninggalkan pantai yang penuh dengan kenangan manis itu. Suasana di dalam gerbong tak berkurang meriahnya. Berbagai joke yang membuat peserta wisata blogger susah menahan tawa, masih saja dilontarkan pembawa acara, hingga kereta api sampai lagi di stasiun Simpang Haru sekitar pukul 16.00 WIB.
Kini perjalanan wisata dengan kereta api itu hanya tinggal kenangan yang tak mudah dilupakan begitu saja. Namun, sepertinya saya masih ingin lagi untuk menikmati perjalanan wisata dengan kereta api di Sumbar. Apalagi, seperti disampaikan Kepala Divre II PT. KAI Sumbar, Hussein Nurroni sebelum berangkat, bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mendatangkan gerbong baru menjalanyi trayek Padang – Padang Panjang dan diharapkan Desember 2009 ini sudah bisa beroperasi. Tentunya bagi wisatawan yang ingin mandi-mandi di Minifan Padang Panjang tak perlu lagi kuatir untuk mendapatkan angkutan murah dan menyenangkan. Semoga saja….. (Jer)
2 komentar:
Selamat Siang Pak Dhe.. Menikmati Indahnya Pantai Gondoriah di Padang Pariaman.. Bagus juga nih Pak Dhe.. Izin menyalin artikel ini boleh pak dhe..? Dari RIKI APRIUS
Selamat Siang Pak Dhe.. Menikmati Indahnya Pantai Gondoriah di Padang Pariaman.. Bagus juga nih Pak Dhe.. Izin menyalin artikel ini boleh pak dhe..? Dari RIKI APRIUS
Post a Comment