Image and video hosting by TinyPic

Saturday, April 01, 2006

Menikmati Indahnya Alam dari Bukittingi ke Singkarak

0 komentar

Sumatra Barat memang sangat kaya dengan keindahan alamnya. Banyak objek-objek wisata memukau yang bisa kita lihat, apalagi bila kita berkeliling dengan menggunakan kendaraan sendiri. Rasanya, satu atau dua hari tidak bisa kita untuk mengunjunginya satu persatu.
Pekan lalu, dalam perjalanan dari Bukittinggi ke Singkarak dengan memanfaatkan mobil Innova yang kami sewa dari Dhilla Auto Rental di Padang dengan driver yang sekaligus merupakan guide yang mengasyikkan, penulis benar-benar merasakan suatu kebahagian tersendiri menikmati indahnya panorama alam di sepanjang perjalanan yang ditempuh. Jarak Bukit-tinggi yang hanya sekitar 40 km, penulis jalani cukup lama, karena banyaknya pemandangan yang indah untuk dilihat. Rasanya, waktu yang cukup lama itu terasa begitu singkat.
Dari Jam Gadang yang merupakan maskotnya Kota Wisata Bukittinggi itu, sekitar pukul 09.00 WIB penulis mulai bergerak arah panorama. Disini akan kita saksikan ngarai Sianok yang sering juga disebut Grand Canyon of Indonesia itu dengan latar Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Udara dingin yang menusuk sampai ke tulang sumsum karena letak kota ini 900 meter di atas permukaan laut, juga menambah nuansa tersendiri bagi kita.
Desir air yang berasal dari anak sungai yang mengalir di dasar ngarai, bagaikan menyimpan misteri masa silam yang memperdengarkan bunyi genta pedati menyisir jalan di dasar ngarai menyisir malam menuju Koto Gadang. Sayang, bunyi genta itu kini hanya tinggal kenangan. Entah kemana menghilangnya pusaka pemilik pedati, kendaraan tradisional yang dulu banyak di alam Minangkabau ini.
Sekitar satu jam kemudian, penulis memutuskan untuk mengunjungi Benteng Fort de Kock yang berjarak sekitar 500 meter dari panorama ngarai Sianok. Cukup banyak perubahan yang terlihat, dimana di areal objek wisata ini, sudah ada pula kuda tunggangan yang disewakan untuk anak-anak. Kita tidak usah kuatir dengan keselamatan anak-anak, karena mereka naik kuda dengan dipandu oleh pemilik kuda masing-masing.
Puas menikmati suasana damai di Benteng Fort de Kock, kita bisa melintas jembatan Limpapeh yang menghubungkan benteng tersebut dengan kebun binatang Taman Puti Bungsu. Disini, kita selain dapat menikmati berbagai ragam binatang, juga bisa melihat kerangka ikan paus yang cukup besar serta berbagai kerangka binatang langka lainnya.
Kerangka-kerangka binantang yang sudah diawetkan itu, diletakkan dalam sebuah bangunan namun tembus pandang karena diberi kaca. Sambil memberi makan gajah atau monyet dengan kacang tanah, kita juga bisa menikmati kicau burung di tengah hiruk pikuk anak-anak yang sedang bermain-main di taman itu.
Tanpa terasa, matahari sudah hampir berada di ubun-ubun. Setelah menikmati nasi kapau di Pasar Wisata yang terletak tak jauh dari kebun binatang, penulis melanjutkan perjalanan menuju Padangpanjang
Hawa dingin masih saja menusuk tulang. Di kota Serambi Mekkah yang juga dikenal sebagai kota hujan ini, kita bisa mampir sejenak di Minangkabau Village (perkampungan Minangkabau), dimana di lokasi ini kita bisa menyaksikan nuansa perkampungan tempo doeloe.
Puas bermain-main disini, penulis lanjutkan perjalanan arah Batusangkar, dan sesampainya di Kubu Kerambil Batipuh, setelah lewat jembatan timbangan oto (JTO), belok kanan. Bila kita belok kiri, akan terus ke Batusangkar, dan disinipun cukup banyak objek wisata yang bisa dikunjungi, seperti panorama Tabek Patah, Ustano Pagaruyung, Batu Basurek, dan juga bisa menuju Panorama Puncak Pato untuk melihat daerah Sungayang dari ketinggian.
Namun karena kendaraan yang penulis bawa belok kanan, tak lama kemudian terlihat hamparan air yang membiru berkilauan bak mutiara yang sedang dijemur. Amboi, betapa tenangnya perasaan memandang ciptaan Allah SWT.
Kami mulai menyisir jalan raya yang berada pinggir danau, menghubungkan Padangpanjang dengan Solok Kami berhenti sejenak di sebuah kios penjualan ikan di pinggir danau untuk membeli ikan bilih yang sangat gurih untuk dinikmati itu. Penulis beli cukup banyak, karena selain dimaksudkan sebagai oleh-oleh untuk teman di Jakarta karena dua hari lagi akan ke Jakarta, juga untuk dibawa pulang.
Bagi anda orang Sumbar, ikan bilih mungkin sudah tidak asing lagi mendengarnya. Ikan bilih adalah adalah sejenis ikan purba berukuran kecil khas Danau Singkarak yang populasinya semakin menyusut mengikuti menurunan permukakan air danau Singkarak, akibat airnya tersedot untuk kebutuhan proyek PLTA yang menggunakan air Danau tersebut beroperasi. Di danau Maninjau sendiri, juga ada cirri-ciri khas makanan yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh, yakni ikan rinuak.
Selama berada di kawasan pinggiran danau Singkarak ini, penulis cukup puas bermain-main. Bila badan terasa gerah setelah puas bersampan-sampan hingga ke tengah danau dengan menggunakan sampan sewaan, kita bisa mandi-mandi di pinggir danau dengan sepuas-puasnya. Airnya yang jernih dan sejak, membuat kita menjadi betah berlama-sama berendam atau berenang. Bunyi kecipak riak air danau yang mengempas ke pasir di pinggir danau, juga menambah suasana menjadi mengasyikkan.
Mungkin disebabkan lelah berenang atau memang disebabkan bau pangek bilih yang menggoda, menyebabkan penulis memutuskan untuk menikmati masakan ikan tersebut pada sebuah lepau nasi yang ada di pinggir danau itu. Lezatnya pangek ikan bilih tersebut, membuat penulis dan teman makan dengan lahapnya.
Rasanya perjalanan satu hari penuh dari Bukittinggi, Padang Panjang dan menyaksikan indahnya suasana di danau Singkarak, memang menyimpan suatu kenangan tersendiri dalam sanubari penulis. Suatu kenangan yang sulit untuk dilupakan begitu saja.
Dan dalam perjalanan menuju Kota Padang melewati Solok, penulis masih disuguhkan dengan berbagai panorama yang menakjubkan, terutama sekali ketika sampai diperbatasan kabupaten Solok dengan Kota Padang. Kerlap-kerlip lampu di Kota Padang waktu senja, terlihat begitu indahnya. (Aditya)






Menikmati Indahnya Danau Kembar dan Kebun Teh di Solok

2 komentar

Sumatera Barat memang dikenal sangat kaya dengan objek wisata alam yang tersebar pada semua daerah kabupaten maupun kota yang ada di Sumbar, salah satunya objek wisata Danau Diatas dan Danau Dibawah yang juga dikenal dengan nama Danau Kembar. Makanya, tidak mengherankan jika Sumbar juga termasuk salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia.
Danau Diatas dan Danau Dibawah ini, terletak di kabupaten Solok, atau tepatnya di daerah Bungo Tanjung, Alahan Panjang. Lokasi danau ini sangat strategis dan terletak di atas ketinggian, sehingga menyebabkan suhu udara di kawasan itu sangat dingin sekali. Makanya, bagi pengunjung yang belum terbiasa dengan suhu dingin, bila berkunjung kesana hendaknya menyiapkan sweater atau baju untuk menahan hawa dingin.
Dari Kota Padang, lokasi ini berjarak sekitar 65 kilometer dengan melewati jalan penuh tanjakan dan banyak tikungan, sehingga bila kondisi kita kurang fit atau suka mabuk perjalanan, sebaiknya mempersiapkan diri dengan menelan pil anti mabuk Menjelang kita sampai di tujuan, kita akan menyaksikan pemandangan di kanan kiri jalan yang begitu indah, karena memang 15 km meninggalkan pusat kota Padang, kita akan langsung dihadapkan perbukitan, hutan, dan jurang yang curam.
Begitu sampai di Lubuk Selasih, sekitar 35 km dari pusat kota Padang, kita belok kanan menuju arah Solok Selatan. Tak lama kemudian, kita akan disambar aroma daun teh segar, karena memang kita melewati jalan yang di kiri kanannya terhampar kebun teh yang luas.
Keperawanan alam dan keaslian budaya yang masih kental di daerah ini, adalah dua potensi yang berpadu menjadi satu sebagai modal pengembangan pariwisata di daerah yang terkenal sebagai penghasil "beras" kelas satu ini. Dan kini, akses jalan ke objek-objek yang masih tersuruk dalam keterisolasian, termasuk menuju Danau Diatas dan Danau Dibawah sudah cukup banyak.
Bila anda datang dari arah Solok, anda bisa langsung menuju Danau Dibawah dari Terminal Bareh Solok. Jalan dari sini memang sedikit sempit, namun pemandangan yang kita saksikan menjelang sampai ke tujuan, amboi……, betapa mengagumkan sekali.
Makanya, hingga dasawarsa terakhir ini Kabupaten Solok masih mengandalkan keindahan alam sebagai modal menjual pariwisata daerah kepada wisatawan, dan upaya untuk terus 'menjual'nya kepada para investor tidak pernah berhenti. Dan sebagai kabupaten paling banyak memiliki danau di Sumbar (Danau Singkarak, Danau Diateh, Danau Dibawah dan Danau Talang) Pemkab Solok sepertinya sangat menyadari betul jika daerahnya memang sudah lama dicatat orang asing sebagai daerah yang cantik
Dan beberapa tahun lalu, Pemkab Solok menggagas konsep resort baru yang diposisikan di kawasan Danau kembar plus Danau Talang. Konsep itu disebut konsep Pengembangan Resort Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang.
Bila kita datang dari arah Lubuk Selasih, maka sekitar vsatu kilo menjelang sampai di rumah makan Bungo Tanjung, kita akan menyaksikan hamparan air Danau Diatas yang membiru. Alam yang sejuk, asri dan segar akan menyambut kedatangan kita untuk melepas ketegangan.
Begitu sampai di simpang masuk menuju danau tersebut, bila belok kanan kita akan langsung menuju Danau Diatas. Namun bila belok kiri, kita akan bertemu dengan Danau Dibawah. Dan di pinggiran Diatas, saat ini telah berdiri pula sebuah Convention Hall yang cukup presentatif. Kita tidak tahu, apakah gedung tersebut sudah dimanfaatkan atau belum, karena sekitar bangunan tersebut terlihat tidak terawat sama sekali dan terkesan kotor.
Tak jauh dari gedung convention hall itu, juga terlihat beberapa cottage yang juga terkesan tak pernah dihuni sama sekali. Tak diketahui secara pasti siapa pemilik cottage yang letaknya sangat strategis tersebut. Konon kabarnya cottage tersebut merupakan milik Pemkab Solok untuk disewakan kepada para pelancong. Namun kenapa cottage tersebut seperti tidak berpenghuni, tak diketahui secara pasti penyebabnya.
Bosan berada di Danau Diatas, anda bisa menuju arah Timur dan menjumpai kembarannya, yakni Danau Dibawah. Disini, panorama yang disajikan juga tak kalah indahnya dengan Danau Diatas. Sambil menikmati buah markisah yang banyak dijual orang di sepanjang jalan menjelang lokasi itu, membuat kita betah untuk berlama-lama berada disana.
Di dua danau ini, kita bisa menikmati tour keliling danau dengan menggunakan perahu sewa milik masyarakat setempat. Atau sebelum anda sampai di Danau Dibawah, anda bisa mampir sejenak di sebuah panorama untuk menikmati sejuknya semilir angin yang berhembus sambil makan siang pada beberapa lokasi yang sudah dibuat Pemkab Solok. Duh rasanya kita menemukan suasana penuh kedamaian.
Masih ingin lokasi lain? Anda bisa berkunjung ke Gunung Talang dari lokasi ini. Atau bila anda datang dari Padang, sesampai di Lubuk Selasih jalan terus, dan di Bukit Sileh anda belok kanan. Namun untuk bisa mencapai danau ini, memang memerlukan waktu cukup lama.
Selain ada Danau Talang yang terletak di pinggang Gunung Talang dengan luas 1950 m x 1050 m dengan kedalaman 88m, ketinggian 1674 m di atas permukaan laut (dpl), juga ada Danau Kecil seluas 400 m x 100 m ketinggian 1707 m.Selain itu, di daerah Bukit Kili, juga terdapat mata air panas di kaki gunung api itu. Tempat-tempat itu belum dikembangkan untuk wisata atau untuk keperluan kesehatan dalam penyembuhan berbagai penyakit kulit. Padahal, daerah ini cukup punya potensi untuk dikembangkan sebagai sebuah lokasi wisata yang menjanjikan. ***
 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com